False Positif dan False Negatif Pada Pemeriksaan Covid-19

False Positive dan False Negative Pada Pemeriksaan Covid-19 – False positive dan false negative pada pemeriksaan covid-19 mungkin saja terjadi. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Karena tak selamanya pemeriksaan covid-19 dapat menghasilkan hasil yang baik dan benar.Untuk kelanjutannya, yuk langsung kita cari tahu jawabannya lewat artikel ini.

false-positif-dan-false-negatif
False Positif dan False Negatif

Metode Rapid Test Covid-19

Rapid test covid-19 ini merupakan metode screening covid-19  yang digunakan untuk mendeteksi sitem antibodi dalam tubuh, yakni IgM dan IgG. Kedua antibodi tersebut digunakan karena diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus corona itu sendiri. Kini, baik pemeriksaan rapid test ataupun PCR sudah banyak digunakan sebagai syarat melakukan perjalanan, baik perjalan menggunakan bus, pesawat hingga KAI atau Kereta Api Indonesia.

Dalam melakukan pemeriksaan dengan rapid test ini, bukan tidak mungkin akan menimbulkan hasil false positive atau false negative. Apa sebenarnya false positive dan false negative tersebut?

False Positive dan False Negative Pada Pemeriksaan Covid-19

Hasil pemeriksaan false positive ini bukan berarti seseorang benar-benar terinfeksi virus corona. Begitu juga sebaliknya, false negative  tak berarti seseorang tidak terkena virus covid-19. Sebenarnya, apa yang menyebabkan false positive dan false negative?

Terdapat beberapa hal yang menimbulkan false negative dan positive. Untuk false positive, dapat disebabkan oleh adanya cross reactive (reaksi silang) antibodi dengan berbagai virus lain, atau infeksi dengan virus corona pada pemeriksaan sebelumya. Sedangkan hal yang menyebabkan terjadinya false negatif, diantaranya karena belum terbentuknya antibodi saat pengambilan sampel pada individu tesebut ataupun pasien sedang mengalami gangguan antibodi.

Kalau sudah begini, apa yang dapat kita lakukan?

Berdasarkan beberapa pengalaman dari ahli medis, cara yang dapat dilakukan, apabila pemeriksaan covid-19 dengan rapid test positif, maka harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan melalui PCR. Dengan kata lain, jika seorang pasien sudah dinyatakan positif pada pemeriksaan rapid test pertama, maka hasil tersebut harus diuji kembali dengan pemeriksaan PCR . Hal ini perlu dilakukan karena pemeriksaan menggunakan PCR berbasis materi genetika berupa DNA. Berbeda halnya dengan hasil negatif. Aabila didapat hasil negatif, maka harus dilakukan pengambilan sampel ulang 7-10 hari kemudian. Baru pasien dapat melakukan pemeriksaan kembali. Untuk melakukan pemeriksaan tersebut, tentu saja alat yang digunakan dan menjadi pilihan gold standard saat ini adalah PCR. Jika anda penasaran dengan alat PCR, bisa kunjungi artikel kami yang ini ya Informasi Lengkap Alat PCR.

Untuk menghindari virus corona, jangan lupa untuk selalu terapkan 5M ya, yakni mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Karena kesehatan anda saat ini merupakan aset terpenting yang anda miliki.

Baca Juga : Seputar Vaksin AstraZeneca

Jika anda memiliki kebutuhan terkait alat laboratorium yang digunakan sebagai covid solutionPT Andaru Persada Mandiri sebagai distributor alat laboratorium  juga menyediakan berbagai kebutuhan tersebut. Diantaranya, ada biosafety cabinet, alat PCR, hingga reagen pcr. Untuk pertanyaan dan diskusi lebih lanjut, bisa hubungi WhatsApp : +6287777277740 atau Tel : (0251) 7504679. Link alamat kami sertakan di googlemaps.

Ditulis Oleh : DNA

Sampai disini dulu artikel mengenai “False Positif dan False Negatif Pada Pemeriksaan Covid-19“. Bagaimana menurut anda? Boleh bagikan pendapatnya terkait artikel ini di kolom komentar ya. Sampai jumpa di artikel selanjutnya. Semangat terus sobat laborians!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Konten dalam website ini memiliki hak cipta, verifikasi untuk izin penggunaan.
WhatsApp chat